Pages

Kamis, 22 Oktober 2015

06.03 - No comments

Se-sederhana #1

Ini tentang, saat saya sedang janjian dengan seorang penjahit baju beberapa hari lalu. Sebenarnya Ibu saya yang janjian langsung dengan beliau untuk datang ke rumah kami di hari Sabtu. Namun hingga hari Sabtu sore belum juga ada tanda - tanda kedatangan atau pembatalan dari penjahit baju tersebut. Kemudian saya bertanya pada Ibu, "Mam, jadi gak ya Mbak penjahitnya datang hari ini?"

Sesaat kemudian Ibu mencoba mengirimkan sms dan jawabannya adalah Mbak penjahit tidak bisa datang sore ini. Karena besok pagi saya harus kembali ke Jakarta, Ibu saya mencoba menelepon Mbak penjahit dan tidak ada yang menjawab teleponnya. Lalu Ibu saya berkata," Padahal beberapa menit lalu sms Ibu dibalas, tapi kok Ibu telepon gak dijawab ya, Dek?". 
Saya pun menjawab,"Mungkin Mbaknya sedang sibuk, Mam. Kalo Mbaknya gak bisa, nanti aku jahitnya di Jakarta aja, Mam."
"Nanti malam kita coba ke penjahit lainnya, Dek." kata Ibu yang masih ingin rencana jahit-menjahit ini sesuai dengan rencana sebelumnya.
"Memangnya Mami tau tempatnya?" tanyaku kemudian.
"Gak tau sih tepatnya dimana, tapi bisa tanya lah nanti." jawab Ibu.
"Gak usah, Mam, nanti aku jahit di Jakarta aja. Gampang deh." responsku.
Saya berusaha menerima hal ini dengan santai. Walaupun rencana jahit-menjahitnya sedikit berubah.

Selang lima menit kemudian, hp Ibu (I) berdering, ketika diangkat, ternyata suara Mbak penjahit (MP) di seberang. Percakapannya kurang lebih seperti ini: 
MP: "Besok pagi Mbaknya kembali ke Jakarta jam berapa, Bu?"
I   : "Jam setengah 8, Mbak."
MP: "Kalo begitu besok pagi saya ke rumah Ibu jam 6."
I   : "Oke kalo begitu."
Pembicaraan pun selesai. Ibu menyampaikan pada saya bahwa Mbak penjahit akan datang besok pagi jam 6.

Setelah adzan maghrib berkumandang, saya dan Ibu shalat berjama'ah. Di tengah shalat, kami mendengar ada orang mengucapkan salam dan mengetuk pintu. Seusai shalat, Ibu membuka pintu. Ternyata Mbak penjahit datang bersama Ibunya. Segeralah kami menyelesaikan urusan pre-jahit-menjahit. Kemudian, Mbak penjahit dan Ibunya segera pulang. Sebelum pulang Mbak penjahit bilang "Tadi setelah dipikirkan, besok pagi saya takut telat datang karena tiap pagi harus mengurus anak-anak saya sebelum pergi. Jadi saya sempatkan malam ini kesini, Bu."
Mbak penjahit ini amanah sekali. Ibu dan saya tidak menyangka jadinya tetap sesuai rencana, Mbak penjahit datang di hari Sabtu :)

Mungkin semua hal "se-sederhana itu". Semua keinginan-keinginan dunia, karir, harta, barang-barang, hobi, pekerjaan. Tak perlu dimasukkan ke hati terlalu dalam. Cukup direncanakan dan yakin bahwa apapun cara kesana dan hasil yang didapat adalah yang terbaik. Jadi gak perlu sakit hati atau sedih berlebihan saat apa yang kita inginkan tidak tercapai seperti skenario yang kita rencanakan karena yang Maha Baik sudah punya skenario terbaikNya untuk kita. 

Mungkin sebenarnya semua hal se-sederhana itu....
Mungkin akan menyenangkan jika semua hal bisa dipandang dengan cara yang se-sederhana itu....


Jakarta, Thu, Oct 22nd 2015

Kamis, 24 September 2015

19.00 - No comments

2nd Graduation

Sabtu, 29 Agustus 2015

Almamaterku setia berjasa
Universitas Indonesia
Kami wargamu
Bertekad bersatu
Kami amalkan Tri Dharmamu
Dan mengabdi Tuhan
Dan mengabdi bangsa
Dan negara Indonesia

Alhamdulillah. Pertama kalinya mendengarkan kembali lagu Hymne Universitas Indonesia setelah wisuda sarjana 4 tahun lalu. Di tempat yang sama, Balairung. Di momen yang sama, wisuda. Bedanya hanya pada waktu dan teman-teman yang membersamai. 


Alhamdulillah. Bahagia dan sedih di kala yang bersamaan. Bahagia karena perkuliahan dua tahun terakhir berhasil diselesaikan dengan tawa dan canda di tiap sesinya. Bahagia karena banyak keluarga dan teman-teman yang ikut yang berbahagia. Sedih karena tidak lagi menghadiri kelas-kelas sepulang kantor. Tidak lagi bertemu tatap dengan teman-teman yang menyenangkan dan membanggakan. Terima kasih yang teramat kepada teman-teman seangkatan: Argi, Mas Adam, Mas Arif, Mas Bagus, Mas Dedy, Mas Elif, Pak Felix, Mbak Arum, Mas Ilham, Mas Irham, Kak Irwan, Mas Syamsudin, Mas Adi, Pak Pondy, Rahma, Pak Samuel, Mas Willy, Kak Catur, Difi, Mas Indra, Nino, dan Mbak Tyas. Semoga kebahagiaan dan kesuksesan selalu bersama kita semua. Sampai bertemu lagi di lain sesi untuk berkolaborasi atau sekedar minum coklat panas bersama :)


Wisuda kali ini tentang rasa syukur atas pencapaian-pencapaian yang sebelumnya tak pernah terencana. 

Hallo Bapak, kupersembahkan ini untukmu.
Terima kasih telah menjadi salah satu perantara saya hadir di dunia,
membesarkan dan mendidik dengan penuh cinta (walau seringkali tersembunyi dibalik kesan 'cool' dan sedikit galak, hehe),
I do really love and proud of you :) 



Jakarta, September 24th 2015, 6:53PM


Rabu, 04 Maret 2015

22.04 - No comments

d.e.s.a.r.i 14.15

sayap-sayap terkepakkan hingga angkasa, 
pelangi terukir sempurna di satu sisi cakrawala,  
agar semua berakhir dengan indah cerita.

mentari tersenyum simpul menyapa dalam tawa, 
 
gemintang membersamai asa dalam canda, 
lalu bertanya, apatah bulan kan menggenggam erat bintang? 

ombak-ombak berpeluk pantai, sang peraduan,  
membuihkan pasir, memperelok lautan,  
sekali waktu bahagia adalah do'a yang rapat tersimpan. 
sekali waktu bahagia adalah do'a yang rapat tersimpan.


Wed, 4th March 2015, 22.00 WIB - saat pikiran sedikit asinkron dengan asa -