Asa Semesta

malam berseteru dengan banyaknya rintik air tak berbilang,

adzan isya' bersahutan dengan suara hujan menghujam bumi,

membasahi tanah merah, mengetuk lembut kaca jendela,

meriah, tumpah ruah gemuruh petir mengentaskan rindu pada sang rinai.

diam ini sepi dalam hingar bertubi, 

entah ramai kawan, entah ramai sajak-sajak berirama, 

hiruk pikuk ini seperti jalur lengang, tak berarti,

lalu detail napas ini untuk apa? untuk siapa??

mencari suara di setiap cerita, dalam kata-kata,

meranya tenang dalam canda,

tapi tak jua menggenggamku akan sentosa.

duhai Pemilik Segala,

semua milikMu, dariMu, dan hanya akan kembali padaMu,

bahkan sedikit harmoni ini, bilakah tiba??

ketika titik ini bukan masanya,

biarkan diam ini meraba heningMu dalam khusyu',

biarkan sepi ini berjuang menujuMu, 

menemukan riuh dalam cinta dan sayangMu. 

-aamin-

Sudah lama tidak menuangkan penat dalam tulisan, melukiskan tawa dalam deskripsi kata. haha...sedikit berlebihan mungkin. Tapi memang seperti itulah realitanya, ketika lelah ini bertransformasi ke dalam tulisan, serasa sebagian beban terangkat dan langkah ini menjadi semakin ringan. hehe. Harus semakin sering bersyukur karena semua itu terjadi atas ijin Allah yang Maha Baik. Terima kasih, Allah...^^

siluet terik mentari muncul di balik simpul-simpul awan,

senja jingga menghampiri rona merah pencahaya yang mulai memudar kemudian,

dalam penuhnya sesi aku masih tetap di titik ini.

satu sudut semesta menawarkan sejuknya aroma tanah basah bercampur hujan,

selapis bumantara melukiskan warna-warni pelangi dalam sebagian babak kehidupan,

dalam penuhnya sesi aku ingin merajut warni dalam birunya segara.

mewarna merah dalam indah penciptaan,

membubuhkan hijau pada setiap elok keinginan,

lalu menutup setiap hal dengan lembutnya merah marun.

Depok, Oct 15th 2011. 13:35WLA
semoga selalu dalam konsistensi memperbaiki diri